Di era digital yang serba cepat, muncul fenomena baru dalam dunia jurnalisme Indonesia: âHomeless Mediaâ, yaitu media tanpa situs web resmi yang beroperasi sepenuhnya di platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
Berbeda dari media tradisional, homeless media tidak menulis berita panjang atau fokus pada SEO, tetapi mengandalkan visual, bahasa ringan, dan kecepatan merespons tren.
Menurut laporan Vero ASEAN 2025, fenomena homeless media tumbuh pesat di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia.
Akun seperti @folkative, @ramein.id, dan @narasipeople berhasil menarik jutaan penonton dengan konten berdurasi pendek namun relevan.
Formatnya variatif:
1.Video 1 menit menjelaskan isu sosial,
2.Carousel edukatif dengan desain menarik,
3.Opini ringan di kolom caption.
4.Media jenis ini lebih interaktif dan humanis, karena menghadirkan berita dalam bentuk percakapan sehari-hari.
Salah satu kekuatan homeless media adalah kemampuannya berbicara dengan bahasa generasi muda.
Mereka memadukan informasi serius dengan elemen budaya pop seperti meme, slang, dan tren TikTok, sehingga berita terasa lebih dekat dan mudah dicerna.
Fenomena ini menjadikan âbahasa internetâ sebagai bentuk baru jurnalisme, di mana setiap posting bukan sekadar berita, tapi bagian dari percakapan budaya.
Meski sukses membangun engagement, homeless media menghadapi tantangan besar: akurasi dan kredibilitas.Tanpa redaksi tetap dan sistem fact-checking yang kuat, risiko penyebaran informasi keliru masih ada. Namun, di sisi lain, fleksibilitas mereka membuat isu sosial dan budaya lokal lebih cepat terangkat, bahkan sebelum media besar meliputnya.
Homeless media kini menjadi cermin dinamika masyarakat digital Indonesia.
Mereka bukan sekadar penyampai berita, tapi juga pembentuk gaya berpikir dan budaya internet.
Lewat format ringan dan visual kuat, media ini menjembatani dunia serius jurnalisme dengan dunia cepat budaya pop â menjadikannya relevan di mata Gen Z dan milenial muda.
âHomeless Mediaâ adalah wajah baru jurnalisme era sosial media.
Tanpa kantor redaksi dan tanpa situs web, mereka justru punya kekuatan di komunitas dan percakapan publik digital.
Kini, berita tidak lagi tinggal di halaman depan situs â tapi di timeline kita semua.
gambar : Andi Renaldi
K-Pop Demon Hunters: Aksi Fantasi yang Mengguncang DuniaKorea Selatan kembali memukau dunia lewat fi...